,
menampilkan: hasil
Pemkot Pontianak Renovasi Tugu Jam Tiga Muka, Hidupkan Kembali Peninggalan Sejarah
PONTIANAK — Pemerintah Kota Pontianak akan merenovasi kawasan Tugu Jam Tiga Muka yang merupakan peninggalan sejarah Belanda pada masa pemerintahan Sultan Hamid II. Tugu jam bersejarah ini akan dipercantik dan dijadikan salah satu cagar budaya Kota Pontianak. Tugu Jam Tiga Muka dibangun pada tahun 1937 dan terletak di persimpangan Jalan Jenderal Sudirman serta Jalan Rahadi Usman.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, mengatakan setelah dilakukan pemangkasan pohon di sekitar area tugu, pihaknya akan menata kembali kawasan tersebut agar lebih indah dan menarik, baik pada siang maupun malam hari.
“Kalau siang akan terlihat bagus dengan tanaman bunga, dan malam hari akan indah dengan pencahayaan lampu di sekitar tugu. Karena ini peninggalan sejarah, jamnya juga akan kami hidupkan kembali,” ujar Edi, Selasa (14/10/2025).
Ia menjelaskan, rencana renovasi tugu jam sebenarnya sudah dirancang sejak lama, namun sempat tertunda karena dirinya turun jabatan periode pertama pada tahun lalu. Selain Tugu Jam Tiga Muka, Pemkot juga tengah menata sejumlah bangunan ikonik lainnya, seperti kantor pos lama yang kini dikelola oleh pihak ketiga.
“Kami minta agar kantor pos dikembalikan seperti bentuk aslinya karena itu juga bangunan bersejarah,” tambahnya.
Menurut Edi, penataan Tugu Jam Tiga Muka tidak memerlukan proyek besar karena struktur bangunannya masih dalam kondisi baik. Renovasi akan difokuskan pada pengecatan ulang serta penataan taman dan pencahayaan di sekitar area tugu.
“Bangunannya masih bagus, hanya tertutup tanaman dan pohon. Jadi cukup dengan pengecatan dan penataan ulang agar tugu kembali terlihat,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Keluarga Jadi Benteng Pertama Cegah Korupsi
Bimtek Keluarga Berintegritas Kepala SMP dan Kepala Puskesmas beserta Pasangan se-Pontianak
PONTIANAK - Keluarga harus menjadi benteng pertama dalam mencegah korupsi. Pesan itu disampaikan Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik Sekretariat Daerah Kota Pontianak Yusnaldi, saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Keluarga Berintegritas bagi Kepala SMP se-Kota Pontianak yang digelar Inspektorat Kota Pontianak di Hotel Star Pontianak, Selasa (14/10/2025).
Menurut Yusnaldi, banyak kasus korupsi justru melibatkan keluarga, seperti istri, anak atau kerabat dekat. Karena itu, keluarga perlu berperan aktif sebagai pengingat agar anggota keluarga tidak tergoda oleh kekuasaan dan jabatan.
“Keluarga harus menjadi tempat saling mengingatkan, bukan saling menutupi. Ketika seorang suami atau istri tertangkap karena korupsi, yang paling menderita justru keluarga. Penghasilan berkurang, kebutuhan tidak terpenuhi, dan nama baik tercemar,” ujarnya.
Ia menilai pencegahan korupsi yang paling efektif dimulai dari lingkungan keluarga. Suami, istri dan anak-anak harus saling menumbuhkan nilai kejujuran, keterbukaan, dan kepercayaan.
“Dari keluarga yang berintegritas akan lahir lingkungan kerja dan masyarakat yang bersih. Jabatan bukan alat untuk memperkaya diri, melainkan amanah untuk melayani masyarakat,” tuturnya.
Sekretaris Inspektorat Kota Pontianak, Heny Sutiani, mengatakan kegiatan ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam menanamkan nilai-nilai integritas dan keteladanan, baik di lingkungan kerja maupun keluarga.
“Kami ingin nilai-nilai integritas, kejujuran, dan keteladanan tidak hanya diterapkan di kantor, tetapi juga menjadi budaya di rumah tangga,” jelas Heny.
Ia menambahkan, keluarga memiliki peran besar dalam membentuk karakter aparatur yang jujur, bertanggung jawab, dan berkarakter.
“Keteladanan yang dimulai dari keluarga akan melahirkan aparatur yang bersih dan berintegritas. Ini fondasi utama mewujudkan pemerintahan yang bersih,” ungkapnya.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 108 peserta yang terdiri dari kepala sekolah SMP, kepala puskesmas, kepala UPT, serta kepala rumah sakit se-Kota Pontianak beserta pasangan.
Melalui kegiatan ini, Pemkot Pontianak berharap nilai integritas tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar menjadi budaya hidup yang tumbuh dari keluarga hingga ke lingkungan kerja dan masyarakat. (prokopim)
KPK Apresiasi Langkah Pemkot Cetak Penyuluh Antikorupsi di Tiap OPD
PONTIANAK – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mendorong pencetakan penyuluh antikorupsi di setiap organisasi perangkat daerah (OPD) merupakan bentuk nyata komitmen terhadap pemerintahan yang bersih dan berintegritas. Setiap instansi diharapkan memiliki minimal dua penyuluh antikorupsi agar nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab dapat tertanam kuat di lingkungan aparatur sipil negara (ASN).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menegaskan pentingnya membangun integritas di setiap lini pemerintahan. Menurutnya, di tengah meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik, integritas menjadi pondasi utama agar birokrasi mampu memberikan pelayanan yang cepat, transparan, dan berkeadilan.
“Berbicara soal integritas bukan hanya slogan, tetapi komitmen yang harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. ASN harus bekerja ikhlas, beretika, dan tidak mencari keuntungan pribadi atau kelompok,” ujarnya usai membuka Sosialisasi Penguatan Integritas, Budaya Antikorupsi dan Gratifikasi bagi ASN, di Aula SSA Kantor Wali Kota, Selasa (14/10/2025).
Ia menilai kegiatan sosialisasi yang diinisiasi KPK ini sangat strategis dalam memperkuat budaya kerja aparatur yang berorientasi pada pelayanan publik. Meski jumlah SDM masih terbatas, ASN diminta untuk tetap optimistis menghadapi tantangan birokrasi yang kian kompleks.
“Dengan integritas yang tinggi, saya yakin semua persoalan bisa kita jawab. Pelayanan publik harus cepat, tepat, dan efisien karena berdampak luas terhadap ekonomi dan investasi,” ucapnya.
Edi juga menyoroti masih adanya laporan masyarakat yang mengeluhkan layanan lambat dan berbiaya tinggi. Ia melanjutkan, masalah itu bukan hanya soal sistem, tetapi juga perilaku ASN yang kurang disiplin.
“Kalau bisa cepat, kenapa harus lama? Kunci integritas adalah disiplin dan tegak lurus pada aturan. Kalau ada hal yang belum jelas, ASN harus proaktif mencari solusi, bukan diam,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK tidak otomatis menandakan bebas penyimpangan. WTP menilai aspek administrasi, bukan jaminan ketiadaan kesalahan di lapangan.
“Integritas berarti melakukan hal yang benar meskipun tidak ada yang melihat. Jadikan semangat ini budaya kerja agar pelayanan publik semakin dipercaya,” tuturnya.
Nurtjahyadi, Koordinator Pemberdayaan Penyuluh Antikorupsi dan Ahli Pembangun Integritas KPK, menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi di berbagai sektor. Ia menekankan pentingnya melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar budaya antikorupsi tidak hanya menjadi tanggung jawab ASN.
“Kami tidak hanya mengedukasi ASN, tetapi juga masyarakat. Penyuluh antikorupsi berperan penting di lapangan melalui empat sektor fokus, yaitu pendidikan, kesehatan, pemuda, dan desa,” jelasnya.
Nur menyebutkan, korupsi kini tak hanya dilakukan oleh pejabat senior, tetapi juga generasi muda. Karena itu, pendidikan antikorupsi harus diberikan sejak dini.
“Kami punya Direktorat Jaringan Pendidikan yang mengedukasi masyarakat dari PAUD sampai lansia, dari PAUD sampai maut. Di kampus pun sudah ada materi antikorupsi,” ujarnya.
Menurutnya, jika kesadaran integritas tidak ditanamkan sejak awal, korupsi akan terus bergulir dari generasi ke generasi. Ia menambahkan, berdasarkan hasil Transparency International, indeks persepsi korupsi Indonesia masih berada di peringkat 130-an dunia dengan skor 37, jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura.
“Karena itu, edukasi antikorupsi penting bagi semua lapisan masyarakat. Kami berharap Pontianak bisa menjadi contoh kota yang menerapkan nilai-nilai antikorupsi secara luas,” tuturnya.
Inspektur Kota Pontianak, Yaya Maulida menyatakan komitmennya memperkuat peran ASN sebagai agen integritas. Ia menyampaikan terima kasih atas kehadiran KPK yang memberikan pembinaan langsung kepada jajaran Pemerintah Kota Pontianak.
“Alhamdulillah, kami masih diberi kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Terima kasih kepada Pak Nurtjahyadi dan tim KPK yang telah meluangkan waktu untuk hadir bersama kami,” sambungnya.
Ia menerangkan, kegiatan diikuti oleh para pejabat struktural, staf ahli, asisten, dan kepala OPD. Sebagian ASN tidak dapat hadir karena mengikuti diklat audit dasar di BPKP dan kegiatan kedinasan lainnya.
Yaya menegaskan, jajaran Inspektorat memiliki semangat kuat untuk menjadi bagian dari penyuluh antikorupsi. Ia berharap kegiatan pembelajaran seperti ini tidak hanya untuk internal Inspektorat, tetapi juga bagi perangkat daerah yang memberikan pelayanan publik langsung kepada masyarakat. Ia berharap ke depan semakin banyak ASN berintegritas yang mampu menjadi teladan dalam pencegahan korupsi di lingkungan Pemkot Pontianak.
“OPD yang berinteraksi langsung dengan warga perlu menjadi fokus agar bisa memperkuat integritas dan menjadi penyuluh antikorupsi di masa mendatang,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Atlet Judo Pontianak Sumbang Medali Perunggu Perdana untuk Kalbar di PON XXI
KUDUS – Cabang olahraga judo menjadi penyumbang medali pertama bagi kontingen Kalimantan Barat pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI bidang bela diri yang digelar di Kudus, Jawa Tengah. Atlet asal Kota Pontianak, Beta Awari, berhasil meraih medali perunggu pada pertandingan yang berlangsung Sabtu (11/10/2025).
Capaian tersebut menjadi awal positif bagi kontingen Kalbar dari delapan cabang bela diri yang diikuti, termasuk judo dan taekwondo.
“Alhamdulillah, Beta berhasil menyumbangkan medali perunggu pertama untuk kontingen bela diri Kalbar. Ini tentu menjadi kebanggaan sekaligus motivasi bagi atlet lainnya,” ujar Syarif Saleh, pelatih Pengcab Judo KONI Kota Pontianak, Senin (13/10/2025).
Menurutnya, perjuangan Beta tidak mudah karena harus menghadapi lawan-lawan tangguh dari berbagai daerah. Namun berkat kerja keras dan semangat pantang menyerah, atlet binaannya itu mampu tampil optimal hingga menembus babak semifinal.
“Kami sangat bersyukur dan bangga. Prestasi ini hasil dari latihan dan disiplin yang selama ini dijaga. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” tambahnya.
Saleh juga berharap, keberhasilan Beta menjadi pemicu semangat bagi atlet bela diri Kalbar lainnya yang masih akan bertanding di nomor-nomor berikutnya.
“Medali ini bukan hanya untuk Pontianak, tapi untuk seluruh masyarakat Kalimantan Barat,” tuturnya.
Dengan raihan ini, kontingen Kalbar membuka peluang untuk menambah koleksi medali dari cabang-cabang bela diri lainnya yang masih berlangsung di arena PON XXI. (kominfo)