,
menampilkan: hasil
Pontianak Sabet Penghargaan Pembangunan Kota Terbaik
Tingkat Provinsi Kalbar
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menjadi kota terbaik dalam Penghargaan Pembangunan Daerah Tahun 2024 tingkat Provinsi Kalimantan Barat. Penghargaan tersebut diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas didukung Pemprov masing-masing.
Penghargaan tersebut diserahkan Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson kepada Kepala Bappeda Kota Pontianak Sidig Handanu yang mewakili Pj Wali Kota Pontianak, dalam Musrenbang RPJPD Tahun 2025-2045 dan RKPD Provinsi Kalbar Tahun 2025 di Aula Garuda, Gedung Pelayanan Terpadu Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (23/4/2024).
Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengatakan penghargaan ini merupakan bukti sinkronisasi perencanaan dan pembangunan di Kota Pontianak. Termasuk di dalamnya, keselarasan dengan program pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
"Penghargaan ini menunjukkan apa yang kita bangun, berjalan sesuai dengan yang direncanakan," katanya.
Menurut Ani Sofian, raihan ini menjadi motivasi dalam mengarungi tahun 2024 dan merencanakan pembangunan di tahun 2025. Termasuk dalam menyusun rencana jangka panjang hingga 2045.
"Pembangunan ke depan tentu memiliki tantangan yang berbeda, karenanya perencanaan yang baik harus mengakomodir hal tersebut," ujarnya.
Sementara Kepala Bappeda Kota Pontianak Sidig Handanu Widoyono menerangkan Penghargaan Pembangunan Daerah diberikan kepada kabupaten/kota yang dinilai Pemerintah Provinsi Kalbar mempunyai capaian pembangunan yang baik. Mulai dari aspek perencanaan sampai dengan outcome kegiatannya. Bappeda menjadi leading sektor penghargaan tersebut.
"Itu bisa kita lihat dari, misalnya nilai IPM kita yang tinggi, angka kemiskinan dan pengangguran yang menurun, dan inflasi terkendali," imbuhnya.
Sebagai gambaran, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2023 berhasil mencapai 81,63, dengan kategori sangat tinggi. Nilai IPM yang terus meningkat dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat semakin baik dan pembangunan Kota Pontianak semakin meningkat dari tahun sebelumnya.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Pontianak tahun 2023 adalah 4,76 persen. Lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat yang ada di angka 4,46 persen.
Angka kemiskinan Pontianak pun mengalami penurunan dalam kurun tiga tahun terakhir. Kini berada di posisi 4,45 persen, lebih rendah dari angka kemiskinan provinsi Kalimantan Barat dan nasional sebesar 6,71 persen dan 9,36 persen.
"Tahun lalu kita juga meraih Penghargaan Pembangunan Daerah," terang Sidig.
Dalam penilaian tahun ini, Pemkot Pontianak mengajukan inovasi Bangun Kampung Kite dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman. Inovasi tersebut mengedepankan kolaborasi dalam pembangunan kawasan, terutama dalam pengentasan kawasan kumuh di tepian Sungai Kapuas. Selain dibangun dari sisi infrastruktur, pembangunan dengan melibatkan lebih banyak stakeholder juga membuat kampung-kampung tersebut menjadi kampung wisata dan warganya memiliki peningkatan pendapatan.
Sebagai informasi, Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) merupakan kegiatan pengendalian perencanaan pembangunan daerah oleh Kementerian PPN/Bappenas melalui evaluasi kreatif dan komprehensif terhadap pembangunan daerah untuk tingkat provinsi, kabupaten, dan kota setiap tahun. Pemerintah pusat memberikan apresiasi kepada provinsi, kabupaten, dan kota yang berhasil dengan baik dalam perencanaan, pencapaian pelaksanaan, dan inovasi pembangunan. (Sumber : bappeda)
Kota Pontianak Boyong 3 BUMD Awards
BPR Khatulistiwa Top BUMD Bintang 4, Ani Sofian Dinobatkan Top Pembina BUMD
PONTIANAK - Penghargaan bergengsi di tingkat nasional kembali disematkan kepada Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak dengan meraih Top BUMD Awards 2024 BPR #Bintang 4. Tak hanya itu, dua penghargaan juga dinobatkan kepada Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian sebagai Top Pembina BUMD dan Direktur Utama Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak Hermansyah sebagai Top CEO BUMD. Ketiga penghargaan itu dianugerahkan oleh Majalah Top Business di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (20/3/2024) lalu.
Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengucap rasa syukur atas penghargaan yang diterima dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak.
“Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas komitmen dan dedikasi yang telah diperlihatkan dalam meningkatkan kinerja BUMD serta mendukung pembangunan daerah,” ujarnya, Jumat (22/3/2024).
Menurutnya, Top BUMD Awards 2024 BPR #Bintang 4 yang diraih oleh Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak juga menegaskan posisinya sebagai salah satu BUMD terkemuka di Indonesia yang mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi daerah.
“Saya berharap Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak dapat terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan menjadi percontohan bagi BUMD lainnya di tanah air,” ungkapnya.
Ani juga menekankan pentingnya sinergi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dan BUMD untuk mencapai tujuan bersama dalam mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan. Penghargaan ini menjadi dorongan besar bagi Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak dan Pemkot Pontianak untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan daerah.
“Keberhasilan ini menjadi semangat baru bagi Perumda BPR Khatulistiwa dan seluruh jajaran untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik dalam melayani masyarakat Pontianak dan sekitarnya,” tutupnya. (prokopim)
Sukses Tangani Penyakit Frambusia, Pontianak Dulang Penghargaan
Sertifikat Kota Bebas Frambusia dari Menkes RI
PONTIANAK - Belum sepekan diganjar penghargaan Sertifikat Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Kota Pontianak kembali mendulang penghargaan nasional. Kali ini dari Kementerian Kesehatan RI, penghargaan berupa Sertifikat Kota Bebas Frambusia diserahkan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Saptiko pada peringatan Hari Neglected Tropical Diseases (NTD) Sedunia 2024 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Rabu (6/3/2024). Dengan capaian ini, Kota Pontianak diakui sebagai salah satu kota yang berhasil menjalankan program pemberantasan Frambusia dengan baik.
Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian, mengungkapkan, penganugerahan penghargaan ini menunjukkan komitmen kuat Kota Pontianak dalam menjaga kesehatan masyarakat dari penyakit yang selama ini menjadi perhatian serius.
“Capaian ini tidak terlepas dari kerja keras semua pihak, termasuk masyarakat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan serta berbagai stakeholder terkait,” ujarnya di Pontianak, Kamis (7/3/2024).
Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi dan kebersamaan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit seperti Frambusia. Menurutnya, penghargaan ini tidak hanya sebagai bentuk apresiasi, tetapi juga sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kota Pontianak.
“Semoga capaian ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi kita semua dalam memberantas berbagai penyakit, tidak hanya Frambusia, tetapi juga penyakit menular lainnya,” ungkap Ani Sofian.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyakit menular seperti Frambusia. Dia juga mengajak seluruh masyarakat Kota Pontianak untuk terus mendukung program-program kesehatan yang ada guna menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit menular.
“Sertifikat ini menjadi dorongan bagi Kota Pontianak untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Frambusia adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di negara wilayah tropis yang memiliki sanitasi buruk, seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Oceania. Frambusia dikenal juga sebagai frambesia tropica atau patek. Penyakit ini bisa menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit yang terinfeksi. Pada awalnya, frambusia hanya akan menyerang kulit. Namun, seiring berjalannya waktu, penyakit ini juga dapat menyerang tulang dan sendi. (prokopim/kominfo)
Dua Kali Berturut Pontianak Raih Sertifikat Adipura
JAKARTA - Keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam pengelolaan sampah dan penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) telah mengantarkan Kota Pontianak meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI. Penghargaan berupa Sertifikat Adipura ini diserahkan oleh Wakil Menteri LHK Alue Dohong kepada Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian di Auditorium dr Soedjarwo Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Ani mengatakan, Sertifikat Adipura ini merupakan kedua kalinya yang diterima Kota Pontianak, yakni tahun 2023 lalu dan saat ini yang baru diterimanya. Adipura ini sangat penting dalam penilaiannya agar Kota Pontianak menjadi lebih fokus dalam mewujudkan kota yang nyaman dan bersih. Sertifikat Adipura merupakan bukti bahwa Kota Pontianak telah berhasil mencapai standar dalam pengelolaan lingkungan yang ramah dan berkelanjutan.
“Ke depan target kita meraih Piala Adipura, mudah-mudahan ini bisa kita capai,” ujarnya.
Dalam pengelolaan sampah, kata Ani, Kota Pontianak telah menerapkan pengelolaan sampah menjadi bahan bakar gas dengan sistem biodigister. Satu di antaranya Fasilitas Pengelolaan Sampah (FPS) Biodigister Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Edelweis yang terletak di Jalan Purnama II Pontianak Selatan. Biodigister tersebut memiliki kapasitas tiga ton per hari. Fasilitas pengelolaan sampah ini mampu menghasilkan tenaga listrik, pupuk kompos maupun gas untuk memasak
“Tujuan utamanya bagaimana kita mengurangi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada serta mengelolanya menjadi bahan bakar,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Pemkot Pontianak juga melibatkan masyarakat dalam mengelola sampah dengan menyerahkan bantuan alat biodigister mini kepada 47 pondok pesantren. Dengan alat itu, mereka bisa mengelola sampah organik menjadi gas.
“Harapannya teknologi ini dapat dikembangkan oleh pesantren terutama dalam mengelola sampah dengan baik serta mengoptimalkan potensi ekonominya,” ucap Ani.
Menurutnya, total sampah yang dihasilkan Kota Pontianak rerata 400 ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60 persennya merupakan sampah organik. Artinya, 240 ton sampah yang dihasilkan merupakan sampah organik. Ani bilang, selama ini sampah organik dimanfaatkan untuk memelihara maggot yang merupakan pakan ikan. Sebagian ada yang dikelola dengan pola Reduce, Reuse, Recycle (3R) oleh TPS.
"Sampah organik apabila dikelola secara biodigister maka sampah itu lebih produktif dengan menghasilkan gas dan kompos," terangnya.
Terkait dengan RTH, di Kota Pontianak RTH sudah mencapai 36 persen. Dia berharap RTH yang ada bisa diperluas lagi seiring dengan ketersediaan lahan yang ada di Kota Pontianak. Meski ekspansi pembangunan terus bertambah, tetapi ia berharap lahan yang ada diupayakan agar selalu ada pohon.
“Hampir di setiap kesempatan, baik itu acara resmi maupun tidak, penanaman pohon menjadi bagian dari rangkaian acara sehingga Pontianak semakin hijau oleh pepohonan,” pungkasnya. (prokopim)