,
menampilkan: hasil
Pemkot Pontianak Gelar Pangan Murah di Aloe Vera Center
Cegah Lonjakan Inflasi Jelang Iduladha
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) Kota Pontianak menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kecamatan Pontianak Utara. Agenda ini terlaksana serempak secara nasional. Masyarakat Pontianak Utara pun kemudian berbondong mendatangi Aloe Vera Center di Jalan Budi Utomo untuk membeli bahan pokok pangan.
Kepala DPPP Kota Pontianak Bintoro menjelaskan, beberapa komoditas yang dijual pada GPM ini diantaranya beras medium, beras premium, gula pasir, minyak goreng, daging kerbau dan ayam beku. Selanjutnya adalah aneka tepung, susu kental manis, sirup, hingga aneka sayuran.
“Agenda GPM ini difasilitasi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog maupun pihak swasta sampai kelompok nelayan dan petani yang ada di Kota Pontianak,” paparnya di Aloe Vera Center, Senin (26/6/2023).
Bintoro mengatakan, sebanyak 333 titik wilayah turut menggelar GPM yang terdiri dari 37 provinsi dan 296 kabupaten/kota. Acara ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga pangan jelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Iduladha, baik di tingkat produsen maupun konsumen.
“Kegiatannya juga dilaksanakan secara hybrid melalui aplikasi zoom meeting dan dibuka oleh Kepala Bapanas di Jakarta. Semoga dapat memberikan manfaat,” imbuhnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan komitmen Pemkot Pontianak untuk menjaga stabilitas harga dan distribusi tiap komoditas pangan. Pada momen hari raya khususnya, pihaknya senantiasa memantau langsung harga-harga di pasar maupun agen-agen. Upaya pencegahan melonjaknya harga juga tak luput dari perhatian pihaknya. Ia menerangkan, penanganan pencegahan seringkali terkendala karena faktor alam.
“Produksi dan distribusi pun terganggu. Saya mengimbau dinas terkait untuk memantau kondisi harga maupun kebutuhan langsung masyarakat,” ungkapnya usai membuka GPM.
Acara GPM secara serempak memang dipusatkan di Kecamatan Pontianak Utara. Namun Edi menginginkan kedepannya nanti, pasar murah serupa juga dilaksanakan di seluruh wilayah Kota Pontianak.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita melaksanakan pasar murah lagi di seluruh kecamatan. Semoga dapat membantu masyarakat,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Kendalikan Inflasi, Pemkot Pontianak Canangkan Gerakan Menanam Sayur
Bagikan Seribu Bibit ke ASN
PONTIANAK - Sebanyak seribu bibit tanaman sayur diserahkan kepada tiap perangkat daerah dalam rangka Gerakan Menanam oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama Wakil Wali Kota Bahasan dan Sekretaris Daerah Kota Pontianak Mulyadi di Halaman Kantor Wali Kota Jalan Zainudin, Senin (19/6/2023).
Pencanangan Gerakan Menanam Sayur oleh ASN ini merupakan upaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak bersama Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Barat (Kalbar) untuk menekan angka inflasi yang mulai naik beberapa bulan belakangan. Adapun komoditas sayuran penyumbang inflasi di Kota Pontianak antara lain adalah cabai rawit, sawi, kangkung dan lainnya. Selain itu terdapat komoditas penyumbang inflasi lainnya. Menurut Edi, idealnya angka inflasi harus stabil di bawah empat persen.
"Seluruh ASN, ibu-ibu PKK, Dharma Wanita ikut menyemarakan gerakan ini. Harapan kami dapat dilaksanakan secara masif dan bukan hanya kegiatan simbolis," terangnya usai kegiatan.
Edi mengimbau ASN di lingkungan Pemkot Pontianak yang terpilih mengikuti gerakan menanam agar menjadi teladan di lingkungan kerja maupun rumah tangga masing-masing. Wali Kota yang senang menanam itu mengingatkan visi dan misi Kota Pontianak yang menjadikan lingkungan hidup sebagai prioritas. Mencapai tujuan itu, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan akademisi sekaligus mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dan Universitas Panca Bhakti.
Sejak dicanangkannya mulai hari ini, setiap ASN memiliki waktu selama tiga bulan untuk menanam. Tanaman tersebut nantinya akan dilombakan dan mendapat hadiah untuk penanaman terbaik. Pengumuman lomba akan dilakukan saat Peringatan Hari Jadi ke-252 Kota Pontianak, 23 Oktober mendatang. Mahasiswa serta akademisi turut mengawasi. Sebelumnya, ASN di lingkungan Pemkot Pontianak mendapat pembekalan dari para pakar lewat capacity building beberapa waktu lalu. Edi mengajak masyarakat Pontianak untuk memiliki semangat menanam
“Sebagai ASN harus memberikan contoh di tengah masyarakat juga,” ujarnya.
Kepala Perwakilan BI Kalbar, Nur Asyura Anggini Sari menambahkan, dampak buruk inflasi dapat menurunkan pendapatan riil masyarakat. Tak hanya itu, jika inflasi terus dibiarkan tinggi, kesejahteraan dari masing-masing individu juga menurun. Tak ingin angka inflasi tinggi, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya ASN, untuk menggalakan gerakan menanam ASN seperti yang sudah dicanangkan.
“Naik dan turunnya inflasi menandakan keadaan ekonomi yang tidak stabil. Pelaku usaha pun ragu untuk memulai usahanya atau mungkin berinvestasi. Para petani kesulitan,” terangnya.
Kestabilan inflasi menjadi syarat pertumbuhan ekonomi di Kalbar. Menurutnya, inflasi yang sehat berada di angka tiga persen ke bawah untuk tahun 2023 dan 2,5 persen di tahun depan. Dengan demikian, kepastian ekonomi lebih terjamin dan memudahkan pelaku ekonomi. Secara kolektif akan meningkatkan perekonomian warga di sekitar. Anggini menambahkan, inflasi di Pontianak masih di angka yang stabil. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjutnya, perhitungan inflasi month-to-month (bulan ke bulan) di Pontianak berada di angka 0,3 persen. Meski tergolong rendah, ia menganggap angka itu masih bisa ditekan lagi.
“Angka ini sebetulnya stabil, tetapi masih relatif tinggi. Ini jadi tugas kita bersama untuk ditekan,” paparnya.
Bawang putih, sawi hijau dan kangkung merupakan tiga komoditas penyumbang inflasi di Pontianak dalam sebulan terakhir. Gerakan menanam sayur oleh ASN dinilainya sebagai langkah tepat pengendalian inflasi, sesuai dengan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dari BI. Pihaknya juga akan menyumbangkan seribu bibit dan dibagikan kepada seluruh peserta capacity building.
“Nanti juga akan memberikan pelatihan dengan menghadirkan narasumber yang memahami penanaman melalui pupuk organik. Hal ini sesuai dengan permasalahan di Kalbar,” tutupnya.
Implementasi kerangka 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif). GNPIP sendiri merupakan gerakan yang dilaksanakan di berbagai wilayah sebagai komitmen bersama untuk mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan diharapkan mendukung pemulihan ekonomi nasional. (kominfo/prokopim)
ASN Pemkot Pontianak Dapat Pembekalan Menanam Sayur
Hadirkan Narasumber Ahli, Siapkan Gerakan ASN Menanam Sayur
PONTIANAK - Menanggapi hasil Rapat Koordinasi Gerakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Menanam Sayur bersama segenap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait beberapa hari lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar capacity building dengan melibatkan dua orang ASN dari masing-masing OPD. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak Mulyadi berharap, masing-masing peserta dapat berbagi pengetahuan dan semangat menanam sayur kepada ASN lainnya hingga lingkungan rumah tangga.
“Ini adalah bagian kedua dari aksi bersama ASN dan kelompok masyarakat, Dharma Wanita serta TP-PKK untuk menanam sayur. Kemarin kita sudah melakukan capacity building untuk mahasiswa Universitas Panca Bhakti dan Universitas Tanjungpura,” terangnya usai membuka agenda Capacity Building ASN dalam Gerakan Menanam Komoditas Sayuran di Aula Sultan Syarif Abdurrahman Kantor Wali Kota, Rabu (14/6/2023).
Agenda ini dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) untuk mengendalikan ASN. Mulyadi berujar, ASN harus berupaya menjadi tonggak awal perbaikan di daerah, salah satunya dengan menanam sayur ini. Dari ribuan jumlah pegawai daerah tersebut, secara perlahan diyakininya dapat mempengaruhi perilaku warga, jika dilakukan secara konsisten.
“Paling berpengaruh itu guru, mereka bisa menularkan dengan cepat kepada siswa dan siswi. Nanti anak-anak akan mengajak orang tuanya. Minimal, jika sudah ada sayur, kita tidak perlu lagi belanja sayur,” imbuhnya.
Aparatur di lingkungan Pemkot Pontianak akan melakukan penanaman secara serempak pada 19 Juni mendatang di Kantor Wali Kota Jalan Rahadi Usman. Beberapa komoditas sayur yang ditanam antara lain cabe rawit, cabe besar merah, sawi hijau, kangkung, bayam dan lain-lain yang masuk ke dalam komponen bergejolak atau biasa disebut volatile food. Durasi menanam ditentukan sejak bulan Juli sampai September dan akan dinilai. Bagi perangkat daerah yang memiliki nilai tanam terbaik nantinya akan mendapatkan hadiah dan diumumkan saat Hari Jadi ke-252 Kota Pontianak.
“Inflasi kita akhir tahun lalu sempat naik, sehingga diminta arahan dari hasil rapat rutin TPIP untuk melakukan gerakan menanam. Walau sekarang sebenarnya sudah turun, namun semangat menanam komoditas sayur ini harus tetap digencarkan,” sebutnya.
Sementara itu, Abidin Abdul Haris, Deputi Kepala Perwakilan BI Kalimantan Barat menjelaskan, dampak buruk inflasi dapat menurunkan pendapatan riil masyarakat. Tak hanya itu, jika inflasi terus dibiarkan tinggi, kesejahteraan dari masing-masing individu juga menurun. Tak ingin angka inflasi tinggi, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya ASN, untuk menggalakan gerakan menanam ASN seperti yang sudah dicanangkan.
“Naik dan turunnya inflasi menandakan keadaan ekonomi yang tidak stabil. Pelaku usaha pun ragu untuk memulai usahanya atau mungkin berinvestasi. Para petani kesulitan,” terangnya.
Kestabilan inflasi menjadi syarat pertumbuhan ekonomi di Kalbar. Menurutnya, inflasi yang sehat berada di angka tiga persen ke bawah untuk tahun 2023 dan 2,5 persen di tahun depan. Dengan demikian, kepastian ekonomi lebih terjamin dan memudahkan pelaku ekonomi. Secara kolektif akan meningkatkan perekonomian warga di sekitar. Abidin menambahkan, inflasi di Pontianak masih di angka yang stabil. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjutnya, perhitungan inflasi month-to-month (bulan ke bulan) di Pontianak berada di angka 0,3 persen. Meski tergolong rendah, ia menganggap angka itu masih bisa ditekan lagi.
“Angka ini sebetulnya stabil, tetapi masih relatif tinggi. Ini jadi tugas kita bersama untuk ditekan,” paparnya.
Bawang putih, sawi hijau dan kangkung merupakan tiga komoditas penyumbang inflasi di Pontianak dalam sebulan terakhir. Gerakan menanam sayur oleh ASN dinilainya sebagai langkah tepat pengendalian inflasi, sesuai dengan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dari BI. Pihaknya juga akan menyumbangkan seribu bibit dan dibagikan kepada seluruh peserta capacity building.
“Nanti juga akan memberikan pelatihan dengan menghadirkan narasumber yang memahami penanaman melalui pupuk organik. Hal ini sesuai dengan permasalahan di Kalbar,” tutupnya. (kominfo)
Kendalikan Inflasi, Pemkot Gencarkan Gerakan Menanam Sayur
Sekda Minta ASN Sebarkan Semangat Menanam di Lingkungan Rumah Tangga
PONTIANAK – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak tengah menggencarkan gerakan menanam komoditas sayur. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak Mulyadi menjelaskan, gerakan menanam ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi di Pontianak sekaligus membentuk pribadi pegawai daerah yang produktif. Sebagai permulaan, aparatur di lingkungan Pemkot Pontianak akan melakukan penanaman secara serempak pada 19 Juni mendatang di Kantor Wali Kota Jalan Rahadi Usman.
“Ini juga kami lakukan sebagai tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo untuk menggiatkan peningkatan produksi pangan terutama di daerah non-sentra melalui program Tanam Pekarangan,” terang Mulyadi usai Rapat Koordinasi Persiapan Gerakan Menanam Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak di Ruang Rapat Kantor Wali Kota, Rabu (7/6/2023).
Beberapa komoditas sayur yang ditanam antara lain cabe rawit, cabe besar merah, sawi hijau, kangkung, bayam dan lain-lain yang masuk ke dalam komponen bergejolak atau biasa disebut volatile food. Durasi menanam ditentukan sejak bulan Juli sampai September dan akan dinilai. Bagi perangkat daerah yang memiliki nilai tanam terbaik nantinya akan mendapatkan hadiah dan diumumkan saat Hari Jadi ke-252 Kota Pontianak. Mulyadi menambahkan, sebelum melakukan penanaman, dua orang ASN dari setiap perangkat daerah akan mendapat bekal terlebih dahulu terkait teknis penanaman.
“ASN yang dipilih tersebut akan dilatih pada saat kegiatan Penguatan Kapasitas ASN,” imbuh Sekda.
Mulyadi berharap, semangat gerakan menanam sayur ini juga turut menyebar di lingkungan rumah tangga daripada ASN itu sendiri. Oleh karenanya, ia mengajak seluruh aparatur untuk menanam sayur di pekarangan rumah masing-masing. Hal itu juga menyusul evaluasi hasil rapat Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) beberapa waktu lalu yang menyatakan beberapa komoditas penyumbang inflasi di Pontianak.
“Inflasi kita akhir tahun lalu sempat naik, sehingga diminta arahan dari hasil rapat rutin TPIP untuk melakukan gerakan menanam. Walau sekarang sebenarnya sudah turun, namun semangat menanam komoditas sayur ini harus tetap digencarkan,” ungkapnya.
Beberapa titik lokasi menjadi target perbanyak penanaman oleh Pemkot Pontianak. Mulyadi meminta setiap camat dan lurah dapat mengaktifkan masyarakat untuk menanam secara merata. Artinya, gerakan ini juga dapat diikuti setiap elemen warga. Dari usia, pendidikan, sosial maupun ekonomi yang berbeda.
“Dinas terkait juga disiapkan bibitnya,” pesannya. (kominfo)