,
menampilkan: hasil
Tanam Padi di Musim Gadu, Upaya Pemkot Pontianak Stabilkan Harga Beras
Petani di Pontianak Utara Tanam Bibit Unggul Padi di Lahan 15 hektare
PONTIANAK - Beberapa petani yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) tengah menanam padi di lahan seluas 15 hektare yang berlokasi di Gang Flora Kelurahan Batu Layang Kecamatan Pontianak Utara, Selasa (23/4/2024). Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian turut serta melakukan penanaman padi secara simbolis menandai dimulainya tanam padi di musim gadu. Musim tanam gadu adalah musim tanam yang tidak ada pengairannya dan mengandalkan air hujan atau tadah hujan. Musim tanam gadu ini dimulai pada April sampai Juli. Musim gadu, yang biasanya dikenal dengan curah hujan yang cukup tinggi, diharapkan mampu menjadi momen ideal bagi para petani untuk menanam padi secara optimal.
Ani Sofian menerangkan, penanaman padi di lahan yang terletak di Gang Flora Kelurahan Batu Layang ini seluas 15 hektare, namun secara keseluruhan terdapat 140 hektare yang ditanami padi di Kota Pontianak. Bibit yang digunakan merupakan bibit unggul, yang mana dalam kurun waktu empat bulan sudah bisa dipanen. Dengan demikian, diharapkan penanaman bibit unggul padi ini bisa dilaksanakan tiga kali dalam setahun.
"Mudah-mudahan melalui upaya ini Pemerintah Kota Pontianak bisa menyiapkan ketersediaan beras untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Pontianak, selain itu diharapkan harga beras bisa lebih stabil," tuturnya.
Menurutnya, penanaman padi di musim gadu dapat memberikan dampak positif dalam menstabilkan pasokan beras di pasaran. Dengan peningkatan produksi padi, diharapkan dapat meredakan tekanan terhadap harga beras yang seringkali naik turun secara tajam.
"Melalui upaya penanaman yang dilakukan oleh kelompok tani ini diharapkan bisa menstabilkan harga beras di Kota Pontianak yang berfluktuasi secara dinamis," ujarnya.
Pemanfaatan lahan di wilayah Pontianak Utara memiliki potensi dalam pengembangan produk-produk pertanian, mulai dari beras, sayur-sayuran dan buah-buahan dan berbagai tanaman lainnya. Melihat potensi ini, Ani berharap bahwa lahan-lahan pertanian yang ada tetap terjaga dengan baik sehingga Kota Pontianak memiliki hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan pasokan bagi masyarakat.
"Memang sebagian wilayah di kawasan Pontianak Utara ini terdapat lahan pertanian, dan saya berharap alih fungsi lahan tersebut tidak masif sehingga lahan-lahan pertanian di Pontianak Utara ini masih tersedia," harapnya.
Meski wilayah Kota Pontianak memiliki keterbatasan lahan, ia mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk memanfaatkan pekarangan yang ada dengan menanam berbagai jenis tanaman terutama cabai dan sayur-sayuran. Setidaknya, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan komoditas tersebut untuk keperluannya sehari-hari.
"Selain tidak begitu sulit dalam pemeliharaannya, waktu untuk panen juga cukup singkat," imbuh Ani Sofian. (prokopim)
Cerita Sri, Antri Pertama untuk Belanja di Pasar Murah
PONTIANAK – Khawatir tidak dapat antrean, Sri Nurhayati (47) datang lebih awal menuju pasar murah yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak di halaman Kantor Camat Pontianak Kota, Rabu (27/3/2024). Ia turun dari rumahnya pukul 06.00 WIB untuk membeli beras, telur ayam dan sayuran.
“Sampai di sini pukul 06.15 WIB, saya mau beli di sini karena harganya murah,” ungkapnya, usai berbelanja di pasar murah.
Benar saja, tidak sampai 15 menit, telur ayam yang dijual dengan harga Rp1.500 per butir itu ludes terjual. Alasan inilah yang membuat Sri harus mengejar waktu. Ia mengaku, banyak manfaat yang didapat dari belanja di pasar murah. Dirinya mendengar informasi digelarnya pasar murah dari grup WhatsApp teman dan keluarganya.
“Saya berharap pasar murah ini selalu ada, kemudian harganya kalau bisa lebih murah lagi. Terima kasih untuk penyelenggara,” tuturnya.
Harapan serupa pun disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak Mulyadi. Menurutnya, tingginya peminat pasar murah diakibatkan kebutuhan yang meningkat, khususnya pada momen besar keagamaan. Tak hanya menunggu momentum, ia juga ingin pasar murah berlanjut di sela aktivitas lainnya.
“Animo masyarakat cukup tinggi, terutama ibu-ibu yang datang awal untuk berbelanja dengan harga yang relatif lebih murah,” ujarnya.
Mulyadi mengajak masyarakat untuk mendatangi pasar murah dan mencari tau info pasar murah selanjutnya di laman resmi Pemkot Pontianak. Dari enam kecamatan tempat digelarnya pasar murah, tersisa satu kecamatan lagi yang akan menjadi lokasi pasar murah yakni Kecamatan Pontianak Timur pada Jumat (5/4) mendatang.
“Jangan sampai masyarakat ketinggalan informasi, besok di Pontianak Kota dan selanjutnya Pontianak Timur,” katanya.
Mulyadi menambahkan, dilaksanakannya pasar murah juga melibatkan berbagai sektor, mulai dari Bank Indonesia, Perwakilan Kalbar, Perum Bulog Divre Kalbar, Bank Kalbar, Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak dan sejumlah perusahaan swasta.
“Barang yang dijual bervariasi, ada yang dijual paketan dan satuan, yang pasti lebih murah dari harga pasar, tujuannya untuk meringankan beban masyarakat,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Sekda Mulyadi Harap Agenda Pasar Murah Secara Rutin Digelar
PONTIANAK – Pasar murah yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mendapat antusias yang tinggi dari masyarakat. Pada beberapa komoditas yang dijual, seperti beras dan telur ayam, dapat segera ludes hanya dalam hitungan menit. Hal ini pun dinilai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak sebagai dampak positif dari agenda tersebut. Menurutnya, pasar murah harus terus terselenggara untuk menunjang kebutuhan masyarakat.
“Saya melihat kebutuhan masyarakat semakin tinggi khususnya di waktu menjelang hari besar keagamaan seperti lebaran, apalagi sekarang di bulan puasa, harga barang harus murah,” ujarnya, usai meninjau pasar murah yang digelar di Kantor Camat Pontianak Barat, Selasa (26/3/2024).
Mulyadi mengajak masyarakat untuk mendatangi pasar murah dan mencari tahu info pasar murah selanjutnya di laman resmi Pemkot Pontianak. Dari enam kecamatan tempat digelarnya pasar murah, tersisa dua kecamatan lagi yang akan menjadi lokasi pasar murah, yakni Kecamatan Pontianak Kota pada hari Rabu (27/3) esok dan Kecamatan Pontianak Timur pada Jumat (5/4) mendatang.
“Jangan sampai masyarakat ketinggalan informasi, besok di Pontianak Kota dan selanjutnya Pontianak Timur,” terangnya.
Mulyadi menambahkan, dilaksanakannya pasar murah juga melibatkan berbagai sektor, mulai dari Bank Indonesia, Perwakilan Kalbar, Perum Bulog Divre Kalbar, Bank Kalbar, Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak dan sejumlah perusahaan swasta.
“Barang yang dijual bervariasi, ada yang dijual paketan dan satuan, yang pasti lebih murah dari harga pasar, tujuannya untuk meringankan beban masyarakat,” ungkapnya.
Sebelumnya, Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian menerangkan, operasi pasar atau pasar murah kali ini skalanya lebih besar dari yang sudah pernah digelar sebelumnya dengan melibatkan banyak pihak termasuk swasta sehingga masyarakat banyak pilihan untuk membeli kebutuhannya menjelang lebaran. Untuk mekanisme pembelian komoditi yang ada di bazar ini, masyarakat hanya cukup mendatangi lokasi pasar murah dan memilih barang keperluan yang ingin dibeli.
“Silakan masyarakat mendatangi lokasi-lokasi pasar murah sesuai dengan jadwal yang ditentukan, tanpa memakai kupon,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Satgas Ketahanan Pangan Pontianak Pantau Bapok di Pasar dan Distributor
Antisipasi Jelang Lebaran
PONTIANAK – Untuk memastikan ketersediaan stok bahan pokok (bapok) menjelang Hari Raya Idulfitri, Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Kota Pontianak meninjau sejumlah pasar, mulai dari pasar tradisional, pasar swalayan hingga gudang beras dan gula. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak Mulyadi menerangkan, untuk ketersediaan bahan pokok dapat dipastikan aman menjelang dan usai Idulfitri.
“Kami mengunjungi minimarket, alhamdulillah harga barang relatif lebih murah seperti tepung terigu justru agak lebih murah dari tempat lain, ada juga promo-promo,” terangnya, usai memimpin pemantauan ke sejumlah pasar di Kecamatan Pontianak Barat, Selasa (26/3/2024).
Selain swalayan modern, Mulyadi juga memantau pasar tradisional seperti Pasar Teratai. Ia menerangkan, harga masih relatif murah. Harga bawang merah berada di kisaran Rp28 ribu per kilogram (kg), bawang putih Rp38 ribu per kg dan udang Rp55 ribu per kg. Kemudian untuk harga daging ayam berkisar mulai dari Rp31 ribu per kg. Dari hasil pantauan pihaknya pula, dia menyebut, tidak ditemukan barang kadaluarsa. Gudang penyimpanan terpisah antara kadaluarsa dengan barang yang masih berlaku.
“Ada udang yang agak kecil itu harganya Rp33 ribu per kg,” ungkap Sekda, yang sehari-hari senang berbelanja bahan pokok di pasar-pasar tradisional ini.
Usai meninjau pasar, Mulyadi bersama tim lantas meninjau gudang beras dan gula. Di sana, ia mengecek ketersedian stok dan harga. Dari hasil tinjauan itu, dapat dipastikan stok beras dan gula juga masih aman hingga lebaran.
“Beras dan gula ketersediaan sampai lebaran, harga gula bervariasi, minyak goreng juga tetapi relatif lebih terjangkau,” terangnya.
Tim Satgas Ketahanan Pangan dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak senantiasa berkoordinasi untuk memastikan ketersediaan bahan pokok aman serta mengantisipasi terjadinya lonjakan harga. Salah satu upayanya adalah dengan menggelar pasar murah di enam kecamatan. Mulyadi melanjutkan, langkah ini mendapat antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Atas beragam upaya itu pula, Kota Pontianak berhasil masuk dalam 10 besar kota terendah inflasi se-Indonesia. Dengan angka 2,05 persen, Kota Pontianak menduduki peringkat kedelapan.
“Kami bekerjasama dengan Bank Indonesia Perwakilan Kalbar, Perum Bulog Divre Kalbar, Bank Kalbar, Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak dan sejumlah perusahaan swasta,” tuturnya.
Berbagai macam komoditi yang dijual dengan harga terjangkau, mulai dari beras, gula, minyak goreng, telur, ayam, sayur-sayuran dan kebutuhan pokok lainnya. Sejumlah komoditas dijual dalam bentuk paket dengan harga bervariasi sesuai dengan isi paket.
“Saya harap agenda ini terus berlanjut mengingat kebutuhan yang tinggi,” imbuhnya.
Pemilik gudang beras, Suryadi (64) menambahkan, harga beras di pasaran relatif menurun menuju harga normal. Hal itu dikarenakan petani memasuki musim panen, baik di Pulau Jawa atau petani lokal.
“Kita sekarang menerima kiriman beras dari banyak tempat, jadi stoknya semakin bertambah,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)