,
menampilkan: hasil
HUT ke-22, DWP Kota Pontianak Luncurkan Aplikasi Jelita
PONTIANAK - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Pontianak genap berusia 22 tahun. Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) organisasi kemasyarakatan yang beranggotakan istri Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini digelar secara sederhana di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Pontianak, Selasa (21/12/2021). Dalam kesempatan itu, DWP Kota Pontianak meluncurkan aplikasi bernama Jendela Informasi Dharma Wanita (Jelita).
Ketua DWP Kota Pontianak Eka Suharti Aprilianti Mulyadi menjelaskan, DWP Kota Pontianak akan terus meningkatkan kinerja dan perannya sesuai dengan harapan meski di tengah pandemi Covid-19.
"Oleh sebab itu kita meluncurkan aplikasi Jendela yang bisa dimanfaatkan oleh anggota DWP Kota Pontianak," jelasnya.
Aplikasi Jelita ini merupakan sebuah inovasi dan solusi di tengah pandemi yang dilakukan DWP Kota Pontianak sebagai sistem informasi, manajemen non budgeting.
"Jadi tidak ada lagi istilah ibu-ibu ini merasa ketinggalan untuk hal yang berkaitan dengan aktivitas khususnya di DWP Kota Pontianak karena semua terangkum dalam aplikasi Jelita," terang Eka.
Kehadiran aplikasi ini diharapkannya dapat mendorong para anggota DWP Kota Pontianak untuk semakin maju dan bisa meningkatkan kemampuan teknologinya. Kedepan, pihaknya akan memperkaya program-program kegiatan yang sudah ada.
"Kedepan apabila pandemi Covid-19 sudah berakhir maka akan kita lebih meningkatkan lagi kegiatannya," ucap dia.
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan mengingatkan kepada seluruh anggota DWP Kota Pontianak agar menjaga soliditas dan bersatu di bawah naungan organisasi tersebut.
"Karena organisasi ini mempunyai peran penting dalam pembangunan, terutama bekerjasama dengan organisasi perempuan lainnya dalam mendukung pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak," ujarnya.
Selain itu pula, Bahasan bilang, DWP harus senantiasa bersinergi dengan organisasi wanita lainnya yang ada di Kota Pontianak serta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berdampak positif serta bermanfaat bagi masyarakat.
"Terlebih kita masih dihadapkan dalam kondisi pandemi Covid-19 sehingga harus ada upaya dan inovasi dalam meningkatkan produktivitas masyarakat," katanya.
Penasehat DWP Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie mengatakan, usia 22 tahun bagi sebuah organisasi adalah usia yang cukup matang. Oleh sebab itu, ia berharap para istri PNS yang tergabung dalam DWP Kota Pontianak ini bisa menjalankan perannya sesuai dengan tujuan organisasi tersebut.
"Sehingga mereka mampu menjadi istri yang mandiri dan tangguh meski diterpa pandemi Covid-19," katanya.
Anggota DWP Kota Pontianak juga diharapkannya mampu menjadi pelaku ekonomi kreatif baru dalam menopang perekonomian keluarga.
"Kita harapkan anggota DWP ini menjadi wanita yang cerdas, mandiri serta bisa menjadi istri dan ibu yang baik bagi keluarga juga bisa mendukung suami untuk bekerja lebih baik lagi," pungkasnya. (prokopim)
Dekranasda Salurkan Bantuan 10 Mesin Jahit Portabel
Yanieta : Manfaatkan Untuk Melatih Keterampilan Menjahit
PONTIANAK - Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie menyerahkan 10 mesin jahit portabel kepada camat se-Kota Pontianak, Lurah Sungai Jawi, Lurah Sungai Jawi Luar, Perwakilan Kampung Tanjak dan Perwakilan Kampung Caping di Aula Rumah Dinas Wali Kota Pontianak, Senin (20/12/2021). Selanjutnya mesin jahit tersebut akan dipergunakan untuk melatih masyarakat sekitar agar terampil menjahit pakaian.
Sebelumnya, pada bulan November 2021 lalu, Dekranasda Pontianak dan Pemkot Pontianak juga telah menyerahkan bantuan enam Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) disertai dengan pelatihan menenun di enam kecamatan se-Kota Pontianak.
"Ketika produk tenunnya sudah jadi maka sudah bisa langsung dijahit lalu dijual sehingga akan tumbuh perekonomian baru
di masing-masing kecamatan," ujarnya.
Yanieta berharap, bantuan yang dibagikan bisa maksimal digunakan oleh pengrajin, kader PKK serta masyarakat yang ingin bersungguh-sungguh memanfaatkan alat-alat tersebut. Untuk mengukur perkembangan tenun yang ada di setiap kecamatan, Dekranasda Kota Pontianak berencana menggelar lomba produk tenun di enam kecamatan.
"Silakan bapak dan ibu berinovasi, memotivasi masyarakat untuk betul-betul memanfaatkannya karena banyak sekali manfaatnya, tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga menumbuhkan ekonomi kreatif baru," tuturnya.
Dia berharap sentra-sentra tenun yang baru tumbuh di setiap kecamatan karena saat ini penenun di Pontianak masih sangat minim jumlahnya.
"Sehingga kita tidak perlu lagi memesan tenun-tenun dari luar, kita justru inginnya bagaimana tenun ini dipesan kepada pengrajin tenun di Kota Pontianak," ungkap Yanieta.
Menurutnya, produk tenun yang ada di Kota Pontianak sudah sangat bagus. Namun sayangnya terkendala memenuhi permintaan konsumen dalam kuantitas yang banyak. Hal ini lantaran minimnya jumlah penenun yang ada.
"Kalau pesan satu atau dua bisa terpenuhi, tapi sayangnya kalau sudah ada yang pesan banyak sudah tidak bisa dipenuhi padahal produknya sangat bagus," imbuhnya. (prokopim)
Pontianak Raih Juara Kedua MTQ XXIX Kalbar
SINTANG – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIX Tingkat Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang digelar mulai 11 hingga 17 Desember 2021 di Kabupaten Sintang telah berakhir. Kafilah Kota Pontianak meraih peringkat kedua dengan skor 74, setelah Kabupaten Mempawah yang berhasil meraih Juara Umum MTQ Tingkat Provinsi Kalbar dengan skor 83.
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan mengatakan capaian hasil yang diperoleh Kota Pontianak pada MTQ Tingkat Provinsi Kalbar tahun ini merupakan upaya maksimal yang bisa dilakukan oleh peserta yang memperkuat Kafilah Kota Pontianak. Menurutnya, memang ada cabang yang diperlombakan pada MTQ tersebut tidak diikuti oleh Kota Pontianak. Oleh sebab itu, hal ini akan menjadi bahan evaluasi pihaknya agar prestasi yang diperoleh lebih baik lagi dari tahun ini.
“Ke depan kita akan berupaya semaksimal mungkin dengan mengikutsertakan peserta kita untuk setiap cabang yang diperlombakan pada MTQ XXX yang akan digelar di Kabupaten Ketapang mendatang,” ujarnya usai menghadiri seremoni malam penutupan MTQ XXIX Tingkat Provinsi Kalbar di Stadion Baning Kabupaten Sintang, Jumat (17/12/2021).
Absennya peserta dari Kota Pontianak pada beberapa cabang dinilainya menjadi bahan evaluasi pihaknya bersama Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Pontianak. Meskipun Kota Pontianak mendominasi juara pertama dan kedua di sejumlah cabang, namun juara umum pada MTQ tahun ini belum bisa diraih karena ketidakikutsertaan di cabang lainnya.
“Semoga pada MTQ Tingkat Provinsi Kalbar mendatang kita bisa mengikutsertakan peserta kita pada setiap cabang yang dilombakan,” ungkapnya.
Selanjutnya, para peserta yang meraih juara pertama dari Kota Pontianak, akan mengikuti pemusatan latihan atau training center (TC) yang dilakukan oleh Provinsi Kalbar. Diakuinya, memang mereka yang akan mewakili Provinsi Kalbar pada MTQ Tingkat Nasional, namun selain itu pula mereka juga membawa nama Kota Pontianak.
"Tentunya kita juga harus memberikan dukungan kepada para peserta kita sehingga bisa meraih di tingkat nasional nantinya," harap Bahasan.
Adapun hasil perolehan juara yang diraih Kafilah Kota Pontianak, untuk Cabang Tilawah Al Quran, diraih Farid Kurniawan sebagai Qori Terbaik Kedua pada Golongan Tartil Putera, Afifah Mukmilah menjadi Qoriah Terbaik Pertama pada Cabang Tartil Puteri, Golongan Anak-anak Putera, Akmal Fadila berhasil meraih predikat Qori Terbaik Pertama, Golongan Anak-anak Puteri, Raya Salsabila meraih Qoriah Terbaik Pertama. Sementara Golongan Remaja Putera, Muhammad Da’i Maftuh berhasil menduduki Qori Terbaik Kedua.
Pada Golongan Tuna Netra Putera, Qori Terbaik Kedua diraih H Muhammad Hasbi dan Golongan Tuna Netra Puteri Siti Parhatin Nufus berhasil meraih predikat Qoriah Terbaik Pertama. Kemudian di Golongan Murattal Usia Emas Pria, Saparudin berhasil menjadi Qori Terbaik Pertama dan Salbiah A Rani meraih Qoriah Terbaik Kedua pada Golongan Murattal Usia Emas Wanita.
Di Cabang Qira’at Al Quran, Golongan Qira’at Mujawwad Dewasa Putera dan Dewasa Puteri, peringkat pertama berhasil diborong peserta dari Kota Pontianak, yakni Syaiful Fahmi dan Sa’adah Usman. Sedangkan Golongan Qira’at Murattal Remaja Putera, Khairul Usman meraih Qori Terbaik Kedua. Golongan Qira’at Murattal Dewasa Puteri, Kota Pontianak berhasil menduduki peringkat kedua yang diraih Rizki Layinna Tushifa.
Selanjutnya, Cabang Hifzh Al Quran, Golongan 1 Juz Ma’attilawah Putera dan Puteri, Kota Pontianak kembali memborong juara pertama lewat Dikta Fitratu Takbir sebagai Hafizh Terbaik Pertama dan Malika Khaira Khalqillah sebagai Hafizah Terbaik Pertama. Pada Golongan 5 Juz Ma’attilawah Putera, Abang Nabil Putra menjadi Hafizh Terbaik Kedua. Kemudian Lutfi Azis meraih predikat Hafizh Terbaik Ketiga pada Golongan 10 Juz. Untuk Golongan 20 Juz, Hafizh Terbaik Kedua direbut Muhammad Sirojuddin.
Cabang Fahm Al Quran, Regu Fahm Al Quran Putera, Kota Pontianak menduduki peringkat Terbaik Kedua. Selanjutnya, Cabang Syarh Al Quran, Pontianak kembali meraih peringkat kedua untuk Regu Syarh Al Quran Putera. Sedangkan Regu Puteri, Juara Pertama berhasil diraih Kota Pontianak.
Di Golongan Hiasan Mushaf Puteri, Yustina Sumarni mengantarkan Kota Pontianak meraih Khathathah Terbaik Ketiga. (prokopim)
Gemar Bereksperimen Kopi, Bang Edi Motivasi Para Barista Muda
Apresiasi Workshop Kukerja Academy Barista
PONTIANAK - Keberadaan warung-warung kopi (warkop) dan kafe di Kota Pontianak begitu menjamur. Tak heran, di setiap penjuru kota cukup mudah menemukan warkop dan kafe. Peluang ini dimanfaatkan oleh Kukerja, sebuah perusahaan yang memberdayakan setiap usaha dan sumber daya manusia di Indonesia, dengan menggelar workshop bagi calon barista dari kalangan muda millenial. Lewat program pelatihan pekerja akademi barista ini, para peserta dilatih tentang proses meracik dan membuat minuman kopi.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, yang dikenal sebagai penggemar kopi dan owner brand 'Kopi Bang Edi', hadir membuka workshop yang digelar oleh PT Sinergi Kukerja Indonesia di Gedung UMKM Center, Jumat (10/12/2021). Sebagai penggemar kopi dan hobi bereksperimen meracik kopi, ia sangat mengapresiasi digelarnya workshop barista yang diikuti anak-anak muda ini sehingga mampu mencetak barista-barista berkualitas dan profesional.
"Saya khusus datang kesini karena saya penggemar kopi dan saya juga senang bereksperimen meracik kopi," ujarnya
Edi bercerita bagaimana awal dirinya melakukan eksperimen. 10 tahun lalu ia memulai eksperimen dengan membeli mesin roasting dan membuat kopi khas Kalimantan Barat. Biji kopi didatangkannya dari berbagai daerah di Kalbar seperti dari Rasau, Sambas, Kayong Utara dan Mempawah. Biji kopi olahannya dinamai dengan brand 'Kopi Bang Edi'. Dari semua jenis kopi, robusta dan liberica menjadi kesukaannya.
"Saya sekarang sedang mengembangkan kopi jenis liberica. Jumlahnya sekitar 1.200 pohon kopi liberica yang saya tanam," imbuhnya.
Kepada para peserta workshop barista, ia berpesan agar mereka memanfaatkan peluang ini untuk menciptakan lapangan kerja baru. Untuk itu, para peserta diharapkan menekuni pelatihan ini, terutama dalam meracik kopi menggunakan mesin, mulai dari biji kopi hingga menghasilkan minuman kopi.
"Adik-adik datang ke sini pasti punya motivasi ingin memahami bagaimana menekuni profesi barista dalam meracik kopi," ucap Edi.
Menjamurnya warkop dan kafe di Kota Pontianak menjadi sebuah peluang terutama bagi kaum muda. Apalagi kebutuhan profesi barista sangat tinggi saat ini. Adanya pelatihan bagi calon barista ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan kafe-kafe terhadap tenaga barista.
"Mereka bisa berkreasi menciptakan minuman khas yang berbahan dasar kopi, baik dengan mesin maupun secara tradisional," pungkasnya. (prokopim)