,
menampilkan: hasil
Mulai Malam Ini Hingga 14 hari ke depan, Aktivitas Malam Dibatasi
Usaha Warkop, Mall, Restoran dan Taman Tutup Pukul 21.00 WIB
Satu demi satu warung kopi (warkop) dan cafe serta restoran disambangi petugas gabungan yang terdiri dari Satpol PP Kota Pontianak beserta Polresta Pontianak. Penyisiran sejumlah tempat usaha ini sebagai tahap sosialisasi pembatasan aktivitas pada malam hari yang mulai berlaku sejak Senin (28/9/2020). Sejumlah pengunjung yang kedapatan tidak mengenakan masker pun didata dan diamankan KTP-nya sebagai jaminan untuk selanjutnya dijatuhi denda atau sanksi sosial.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menjelaskan, mulai malam ini pembatasan aktivitas malam hingga 14 hari ke depan sudah mulai diberlakukan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Pontianak yang kian mengkuatirkan. "Saya imbau masyarakat maupun pelaku usaha warung kopi, cafe, restoran, mall dan taman-taman menghentikan operasionalnya pada pukul 21.00 WIB," ujarnya.
Sejumlah personil Satpol PP Kota Pontianak bersama kepolisian akan memonitor warkop dan cafe yang beroperasi melewati pukul 21.00 WIB. Hal tersebut dilakukan untuk mengimbau para pelaku usaha warkop dan cafe supaya mematuhi kebijakan pembatasan aktivitas pada malam hari. "Ini juga sebagai upaya menekan penyebaran kasus Covid-19 di Kota Pontianak yang sudah pada fase transmisi lokal," sebutnya.
Edi berharap kebijakan pembatasan aktivitas pada malam hari ini, masyarakat patuh dan disiplin dengan menahan diri untuk tidak beraktivitas di luar rumah. "Kita harap masyarakat mengerti bahwa pembatasan aktivitas pada malam hari ini diberlakukan untuk menekan penyebaran Covid-19," pungkasnya. (prokopim)
Homestay dan Pondok Wisata Potensi Destinasi Wisata Lokal
Disporapar Berikan Pelatihan Pelaku Usaha Homestay
PONTIANAK - Di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut sesungguhnya para pelaku bisnis dihadapkan dengan tantangan untuk bisa kreatif dalam berinovasi. Inovasi itu adalah bagaimana sektor ekonomi termasuk pariwisata tetap tumbuh meski di tengah pandemi Covid-19. Artinya, sektor pariwisata tetap berjalan tetapi aman dari Covid-19.
Satu diantaranya adalah homestay atau pondok wisata yang merupakan sebuah potensi sektor wisata yang bisa dikembangkan di tengah pandemi Covid-19. Homestay atau pondok wisata biasanya berlokasi di sebuah kawasan wisata parsial. "Potensi apa yang bisa digali di tempat tersebut sehingga homestay atau pondok wisata itu akan menarik orang untuk berkunjung dan menginap di kawasan itu," ujarnya usai membuka Pelatihan Homestay atau Pondok Wisata di Hotel Orchardz Perdana, Senin (28/9/2020).
Sebagaimana diketahui, ada beberapa komunitas masyarakat yang sudah menggeluti penyediaan homestay atau pondok wisata dengan membangun kawasan wisata secara parsial. Biasanya pondok wisata berlokasi di pinggiran kota dan jauh dari hiruk pikuk. Pondok wisata dikelilingi dengan suasana alam, baik yang sifatnya alami maupun buatan. "Homestay atau pondok wisata tersebut lebih menarik orang atau wisatawan berkunjung dan menginap di sana karena ingin menikmati suasana alamnya," kata Edi.
Satu diantara homestay yang ada di Pontianak, Kampung Tenun misalnya. Di sana, wisatawan yang menginap di homestay itu akan disuguhkan dengan pengalaman baru, terutama kehidupan masyarakat yang menenun. "Setidaknya mereka bisa ikut belajar bagaimana menenun kain dari awalnya bahan benang hingga menjadi kain," tuturnya.
Edi menyebut, sekarang ini eranya serba virtual, akan tetapi untuk sektor pariwisata memang tidak mungkin dilakukan secara virtual. Masyarakat juga membutuhkan refreshing atau wisata yang bisa dinikmati langsung, tidak hanya secara virtual. Oleh sebab itu homestay atau pondok wisata yang ada di Indonesia penuh terisi oleh warga yang menghabiskan waktu refreshing. "Mungkin selama ini merasa kejenuhan dalam pekerjaan, tentunya mereka juga butuh refreshing dengan berwisata," imbuhnya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak, Syarif Saleh menambahkan, kegiatan pelatihan homestay atau pondok wisata dalam rangka peningkatan kualitas tata kelola destinasi pariwisata dan kapasitas masyarakat pelaku usaha. Peserta sebanyak 40 orang ini akan mendapatkan pelatihan dalam meningkatkan pemahaman keterampilan, pengetahuan maupun sikap yang benar dalam tata kelola homestay atau pondok wisata. "Tujuannya memahami diversifikasi produk dan dasar kepariwisataan," sebutnya.
Pelatihan yang digelar selama tiga hari, mulai tanggal 28-30 September 2020 ini, diharapkan para peserta memahami kompetensi di bidangnya masing-masing. "Mampu mengimplementasikan kompetensinya untuk meningkatkan kinerja di bidang masing-masing," pungkasnya. (prokopim)
Semangati Pasien Covid-19, Edi Bawakan Buah-buahan ke Rusunawa
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengunjungi Rusunawa Nipah Kuning untuk memberikan semangat kepada pasien yang dirawat di ruang isolasi yang ada di rusunawa, Jumat (25/9/2020) sore. Tiba di Rusunawa Nipah Kuning, kedatangannya disambut oleh dokter jaga yang bertugas saat itu, dr Jihan. Di teras depan Rusunawa, Edi menyerahkan secara simbolis buah-buahan kepada dr Jihan untuk disampaikan kepada pasien Covid-19 yang masih dirawat. "Saya berkunjung ke sini untuk memotivasi pasien agar cepat sembuh, sekaligus memastikan kondisi kesehatan mereka selama diisolasi," ujarnya
Meskipun tidak bertemu langsung, ia berharap kedatangannya bisa memberikan semangat para pasien yang dirawat agar cepat sembuh dari Covid-19. "Sampaikan salam saya untuk pasien yang dirawat semoga lekas sembuh," ucap Edi kepada dokter jaga yang menerima kunjungannya.
dr Jihan mengatakan, barusan ada dua pasien yang dinyatakan sembuh sudah kembali ke rumah masing-masing. Kemudian satu pasien baru masuk ruang isolasi. Jadi saat ini jumlah pasien yang dirawat di Rusunawa Nipah Kuning tercatat sembilan pasien. "Mereka yang dirawat di sini umumnya tanpa gejala atau gejala ringan," sebutnya.
Untuk menjaga kebersihan ruang isolasi, secara rutin dilakukan penyemprotan cairan disinfektan. Ia juga mengungkapkan terima kasih atas kepedulian Wali Kota yang menyempatkan diri berkunjung ke Rusunawa untuk menyemangati mereka yang dirawat. "Terima kasih atas kunjungan Pak Wali Kota, semoga kunjungan sore ini bisa memberikan semangat bagi kesembuhan mereka," ucap dr Jihan. (prokopim)
Wali Kota Minta Dirut PDAM Capai Target Pelayanan Air Bersih
Edi Kamtono Lantik Ardiansyah sebagai Dirut PDAM
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono resmi melantik Ardiansyah sebagai Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum (PDAM) Tirta Khatulistiwa. Pelantikan Dirut PDAM terpilih ini dilakukan setelah melalui proses seleksi beberapa waktu lalu oleh panitia seleksi. Jajaran direksi lainnya adalah Direktur Pelayanan Wawan Hari Purnomo A dan Direktur Administrasi dan Keuangan Sasmita. "Saya minta Dirut PDAM bisa bekerja maksimal dengan capaian target-target dalam memberikan pelayanan air bersih kepada warga Kota Pontianak," ujarnya usai melantik di Aula Sultan Syarif Abdurrahman Kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (25/9/2020).
Edi menambahkan, masih banyak tantangan yang dihadapi PDAM Kota Pontianak berupa target yang harus dicapai. Diantaranya, menurunkan tingkat kebocoran air yang sekarang sudah mencapai di atas 30 persen, menyelesaikan tunggakan yang sudah di atas Rp20 miliar serta kualitas air yang masih menjadi keluhan pelanggan, termasuk sambungan air bersih yang ditargetkan bisa mencakup 100 persen. "Tantangan-tantangan ini harus bisa dicapai dan dituntaskan," ungkapnya.
Sebagai Perumda yang sudah maju, berkembang dan sudah diakui sebagai sepuluh besar PDAM terbaik se-Indonesia, Edi berharap hal ini harus dipertahankan dan ditingkatkan segala potensi yang ada, baik itu SDM maupun aset yang sudah terbangun. "Saya berharap direksi bisa mengoptimalkan SDM yang ada. Saya yakin PDAM sudah sangat profesional, sangat ahli dan berkompeten, baik dari sisi jumlah maupun kompetensi dan kualitas dari SDM yang ada," katanya.
Ia berpesan agar jajaran direksi PDAM bisa memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang dimiliki serta kerjasama tim yang baik. "Manfaatkan potensi yang ada berupa aset, baik itu yang ada di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Imam Bonjol maupun IPA yang ada di beberapa titik. Kembangkan, optimalkan dan efisiensikan," ucap Edi.
Menurutnya, ada beberapa persoalan yang harus ditangani PDAM terkait kualitas air. Sebagaimana diketahui, yang menjadi permasalahan utama adalah persediaan air baku. Edi berkata, air baku berdasarkan Undang-undang adalah tanggung jawab pemerintah pusat. Oleh sebab itu dirinya meminta Dirut PDAM mengoptimalkan koordinasi dengan Sumber Daya Air (SDA). "Sebab penyediaan air baku yang ada di Penepat termasuk jaringannya merupakan tanggung jawab SDA," sebutnya.
Selain itu, lanjut Edi, pipa-pipa yang sudah tua dan kualitasnya menurun sudah saatnya dilakukan peremajaan. Ia berharap dalam kurun waktu satu atau dua tahun ke depan tingkat kebocoran bisa ditekan di bawah 25 persen. Jajaran PDAM juga diminta meningkatkan kompetensi, selalu belajar dan melakukan koordinasi, baik di lingkungan PDAM sendiri, Pemkot Pontianak maupun Dewan Pengawas PDAM serta tenaga ahli. "Kemudian buat program-program yang bisa menjadikan PDAM Kota Pontianak benar-benar unggul dan airnya berkualitas sehingga keluhan-keluhan yang selama ini bisa terjawabkan," imbuhnya.
Dirut PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak, Ardiansyah mengatakan pihaknya akan mendukung program nasional yakni seratus-nol-seratus dimana sudah diimplementasikan di dalam RPJMD di akhir tahun 2024. "Diharapkan PDAM sudah mencapai 100 persen cakupan pelayanannya," katanya.
Terkait persoalan kualitas air yang sering berubah warna karena musim hujan, PDAM secara bertahap akan melakukan otomatisasi pipa yang ada di Imam Bonjol, Selat Panjang maupun Sungai Jawi Luar.
Demikian pula masalah kualitas air baku yang terinterusi air laut dikarenakan musim kemarau, pihaknya akan melakukan perluasan Waduk Penepat. "Saat ini hanya sekitar satu hektar yang bisa dimanfaatkan, dan akan kita perluas menjadi sembilan hektar," sebut Ardiansyah.
Untuk tingkat kebocoran air yang mencapai di atas 30 persen, secara bertahap akan ditekan menjadi 25 persen hingga tahun 2025. Di tahun 2021 pihaknya akan berupaya menurunkan tingkat kebocoran antara 28-31 persen. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah dengan melakukan kajian, kemudian pembentukan District Metering Area (DMA), melakukan pengaturan tekanan, kemudian menginventarisasi pipa. "Termasuk pemetaan, kita akan melakukan peremajaan pipa-pipa yang sudah tua dengan menggantinya," terangnya.
Masalah tunggakan, PDAM akan menjalin kerjasama dengan Pemkot Pontianak, dalam hal ini pihak kecamatan, kelurahan, RT/RW untuk menurunkan tunggakan yang mencapai Rp20 miliar. Sementara untuk pengembangan SDM, akan dilakukan pembinaan dan pengembangan karyawan. "Termasuk juga melakukan analisa beban kerja dan jabatan, analisa kebutuhan pelatihan, analisa untuk jenjang karir," pungkasnya. (prokopim)